Minggu, 02 November 2014

KASUS ENRON, WOLRD.COM




Kasus Enron
Enron adalah perusahaan terbesar yang menduduki rangking ke-7 dari 500 perusahan terkemuka di Amerika Serikat dan Perusahaan enegri terbesar di AS  yang memproduksi di bidang industri energy, lalu enron melakukan penganekaragaman usaha sangat luas bahkan sampai pada bidang yang tak ada hubungannya dengan industri enegri, diantaranya : future transaction, trading commodity non energy dan kegiatan usaha bisnis keuangan.
Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus makin terungkap sampai  tahun 2002 keterlibatan sangat luas terhadap pasar keuangan global yang di tandai dengan menurunnya harga saham secara drastis berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia. Kasus Enron diketahui terjadi adanya moral hazard salah satunya memanipulasi laporan keuangan dengan catatan keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan mengalami kerugian.
Kronologis, fakta, data dan informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan hancurnya Enron  kemukakan sebagai berikut:
1.      Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non eksekutif) membiarkan kegitan-kegitan bisnis tertentu mengandung unsur konflik kepentingan dan mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan informasi yang hanya bisa di akses oleh  insider trading, termasuk praktek akuntansi dan bisnis tidak sehat sebelum hal tersebut terungkap kepada publik.
2.      Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan out sourcing secara total atas fungsi internal audit perusahaan.
·         Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula adalah partner KAP  Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik perusahaan.
·         Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.
·          Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen.
3.      Pada awal tahun 2001 patner KAP Andersen melakukan penilaian kepada Enron baiknya untuk di pertahankan atau dilepaskan dari klien perusahaan. Dan hasil evaluasi dapat di putuskan Enron  tetap mempertahankan  sebagai klien KAP Andersen.
4.      Pada tanggal 16 Oktober 2001, Dalam laporan keuangan Enron disebutkan bahwa laba bersih Enron telah meningkat naik  menjadi $100 juta dibandingkan periode sebelumnya. CEO Enron, Kenneth Lay, tidak menjelaskan secara detail tentang pembebanan biaya akuntansi khusus sebesar $1 miliar yang ternyata dapat menyebabkan hasil aktual pada periode tersebut menjadi rugi $644 juta.
5.      Pada tanggal 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutannya  ke pengadilan dan memecat 5000 pegawai. Pada saat itu juga terungkap bahwa terdapat hutang perusahaan yang tidak di laporkan senilai lebih dari satu milyar dolar. Dengan memberitahukan nilai investasi dan laba yang di tahan berkurang dalam jumlah yang sama.
6.      Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk penghancuran dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan Enron.
7.      Hingga akhirnya Saham Enron hampir tidak ada nilainya.
8.      KAP Andersen diberhentikan sebagai auditor enron pada pertengahan juni 2002 dan pada saat itu juga Enron mengajukan proses kebangkrutan pada 2 Desember 2001.
9.      Pemerintahan Amerika (The US General Services Administration) langsung melarang Enron dan KAP Andersen untuk melakukan kerja sama dengan lembaga pemerintahan di Amerika.
Dalam kasus Enron ini inti dari pelanggaran kode etik yang melakukan manipulasi laporan keuangan, yaitu dengan melebih – lebihkan laba bersih perusahaan. Manipulasi keuntungan tersebut dilakukan karena keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor. Hal ini terjadi akibat keegoisan satu pihak terhadap pihak lain, dalam hal ini pihak – pihak yang selama ini diuntungkan atas penipuan laporan keuangan terhadap pihak yang telah tertipu. Hal ini dari ketidakjujuran, kebohongan atau dari praktik bisnis yang tidak etis yang berakibat hutang dan sebuah kehancuran yang menyisakan penderitaan bagi banyak pihak. 

KASUS WORLDCOM
          Worldcom pada awalnya merupakan perusahaan penyedia layanan telpon jarak jauh. Selama tahun 90an perusahaan ini melakukan akuisisi terhadap perusahaan telekomunikasi lain yang kemudian meningkatkan pendapatannya dari $152 juta pada tahun 1990 menjadi $392 milyar pada 2001, yang pada akhirnya worldcom menduduki posisi ke 42 dari 500 perusahan.
Pada tahun 1990 terjadi masalah fundamental ekonomi pada Worldcom yaitu terlalu besarnya kapasitas telekomunikasi. Masalah ini terjadi karena pada tahun 1998 Amerika mengalami resesi ekonomi sehingga permintaan terhadap infrastruktur internet berkurang drastis. Pendapatan Worldcom pun menurun drastis sehingga pendapatan ini jauh dari yang diharapkan. Padahal untuk biaya akuisisi dan untuk membiayai investasi infrastruktur Worldcom menggunakan sumber pendanaan dari luar atau utang. Nilai pasar saham perusahaan Worldcom turun dari sekitar 150 milyar dollar (januari 2000) menjadi hanya sekitar $150 juta (1 juli 2002). Situasi ini membuat pihak manajemen berusaha melakukan praktek-praktek akuntansi untuk menghindari berita buruk tersebut.
Staf akuntan Worldcom telah diwawancara sebelum tanggal 25 Juni. Pada Maret 2002 SEC meminta data dari perusahaan berupa item-item yang berhubungan dengan Laporan Keuangan. Termasuk didalamnya :
·         komisi penjualan dan tagihan-tagihan yang bermasalah.
·         sanksi administrsi terhadap pendapatan yang berhubungn dengan pelanggan dalam sekala  besar.
·         kebijakan akuntansi untuk merger.
·         pinjaman kepada CEO.
·         integrasi sistem komputer Worldcom dengan MCI.
·         analisis ekspektasi pendapatan saham WC.
Adanya memapulasi untuk memperoleh pendapatan. Pertanyaan yang lebih berat dilanturkan ke KAP Arthue Anderson, dari beberapa pengamat mengatakan bahwa Arthur Anderson mengetahui tentang hal salah saji yang dilakukan oleh pihak Worldcom, karena harusnya Arthur Anderson bertugas melakukan audit kesalahan semacam itu, apalagi kesalahan ini sangat material, beberapa pengamat juga mengatakan bahwa Arthur Anderson harusnya lebih peka kepada kondisi keuangan Worldcom yang mengakibatkan manajemen perusahaan melakukan hal yang diluar kewajaran praktek akuntansi.
Dampak nya pada 25 Juni 2002, saham Worldcom adalah $64,5 pada pertengahan tahun 1999 menjadi $2 persaham, menurun lagi hingga kurang dari $1 yang akhirnya nilai sahamnya kurang dari 1 sen. Para pegawai Worldcom juga mengalami kerugian dana pension. Pada akhir tahun 2000 sekitar 32% atau $642,3 juta dana pension mereka berupa saham. Dan memecat 17.000 karyawan dari 85.000 karyawan.
Pada tanggal 21 Juli 2002, Worldcom mengikuti program proteksi kebangkrutan sementara dari departemen kehakiman Amerika serikat. Worldcom melaporkan aset sebesar $103 milyar dengan total utang $41 milyar. Kebangkrutan Worldcom merupakan kebangkrutan yang paling besar di Amerika Serikat
Pada tahun 2004 Worldcom berubah nama menjadi MCI, dan CEO Worldcom diganti dari Ebbers menjadi john Sidgemore.



Ø  Perkembangan Franchise di Indonesia      
Franchise hak-hak untuk menjual suatu produk barang atau jasa maupun layanan. Format bisnis Franchise tidak dapat dipungkiri eksistensinya dan disukai banyak para pengusaha-pengusaha mengingatkan kecilnya resiko kegagalan yang akan timbul saat menjalankan usaha khususnya bagi pengusaha-pengusaha pemula. Dibanyak negara , kegagalan yang menggunakan format bisnis franchise protentasenya tidak lebih dari satu digit.
Di Indonesia, format bisnis franchise dikenal mulai awal dekade 80-an, dengan seiring masuknya franchise asing dibidang usaha rumah makan siap saji seperti KFC,Piooner Take Out, Texas Church dan lain lain. Perkembangan bisnis ini sangat pesat dalam waktu yang singkat karena didukungnya oleh jumlah populasi masyarakat yang cenderung makan diluar rumah. Adapun menurut data di Deperindag RI hingga tahun 1997 ( sebelum terjadinya Krisis Moneter) sudah terdaftar lebih dari 250 perusahaan sebagai penerima franchise dari franchise asing dan diwajibkan untuk mengembangkan bisnisnya menggunakan  master franchise yang diterimanya dengan cara mencari atau menunjuk penerima franchise lanjutan. Dengan mempergunakan sistem piramid atau sistem sel suatu jaringan format bisnis franchise berekspansi. Dan tersebar di bidang bidang antara lain;
·         rumah makan/restoran
·         jasa pemasaran
·         hotel
·         toko buku dan toko cindera mata
·         minimarket
·         persewaan kendaraan
·         pusat kebugaran dan perawatan tubuh
·         penata rambut, salon kecantikan, dll.
Disamping itu, Perusahaan lokal mengembangkan usahanya menggunakan format bisnis franchise jumlahnya tidak sebanyak franchise asing paling tidak ada 10 % yang ada di Indonesia. Perusahaan lokal tersebut antara lain; Es Teller 77, CFC, ILP, LIA, dan Indomart dan lain-lainnya.
Ø  Franchise yang masih terkenal
Tahun 1991, JNE memperluas jaringan internasional dengan bergabung sebagai anggota asosiasi perusahaan-perusahaan kurir beberapa negara asia (ACCA) yang bermarkas di Hongkong, lalu memberi kesempatan kepada JNE untuk mengembangkan wilayah antara samapai ke seluruh dunia.
Karena persaingannya di pasar domestik, JNE juga memperluas jaringan domestik. Dengan jaringan domestiknya TIKI dan namanya, JNE mendapat laba persaingan dalam pasar domestik. JNE juga memperluas pelayanannya dengan logistik dan distribusi
Bertahun-tahun TIKI dan JNE berkembang menjadi dua perusahaan yang punya arah sendiri. Keduanya menjadi bersaing dan akhirnya JNE menjadi perusahaan sendiri dengan manajemen sendiri. Setelah  berpisah dari TIKI, JNE memunculkan logo nya sendiri tahun 2000. Kesan awal, masyarakat beranggapan layanan JNE lebih mahal dari yang lainnya. Ini karena segemen yang dibidik memang segmen premium.
Dengan berkembangnya produk dan layanan yang berbeda di JNE antara lain menyediakan jasa kurir, logistic, money remittance hingga jasa kargo. Industri pengiriman berkembang dan pasarnya ikut membesar sehingga JNE tidak perlu berebut pasar. Dengan bertahap JNE menemukan banyak layanan baru yang sebelumnya tidak ada. Pada tahun 2002 JNE membeli gedung dan mendirikan JNE Operations Sorting Centers dan tahun 2004 JNE membuka kantor pusat yang berada di Jakarta.
Dari tahun ke tahun, perkembangan bisnis JNE semakin baik bahkan di atas rata rata perkembangan industri. Industri biasanya berkembang hanya 10%-15% tetapi JNE melebihinya hingga berkembang 20% tiap tahunnya. Tips keberhasilan JNE adalah tidak mau menunggu konsumen yang ingin mengirimkan barang. Dengan menelpon saja kurir pasti datang ke rumah.
Jika khawatir dengan nilai barang tidak sesuai dengan nilai 10x pengiriman, JNE menganjurkan konsumen agar mengasuransikan barangnya. JNE berkomitmen memberikan layanan yang terbaik. Standar JNE, jika sudah sampai perusahaan asuransi tidak membayar kalim sesuai hari yang ditentukan, JNE bersedia mengganti dengan membayar klaim konsumen. Untuk JNE, barang sampai tujuan adalah harga mati. Selain itu, sudah ada 170 titik jaringan yang sudah online, ini memudahkan JNE dan konsumen untuk mengawasi pengiriman barang.
Pesona layanan inovatif dari JNE. Setiap orang bisa mengirimkan makanan khas daerah tertentu ke sanak keluarga di daerah lain. Contoh, mau memberi oleh oleh krupuk belitung ke keluarga di Jakarta, konsumen cukup menelpon JNE dan JNE akan mebelikan krupuk nya lalu dikirimkan. JNE sekarang juga membuka bisnis baru yaitu trucking untuk pengiriman barang-barang kebutuhan pokok. Layanan trucking ini dilengkapi dengan GPS agar terpantau. Dan JNE pun bekerjasama dengan perusahaan pemiriman barang, UPS. Konsumen bisa mengirim barang ke luar negeri melalui UPS. Bahkan rencana selanjutnya, JNE akan terjun ke bisnis surat menyurat di bawah 500 gram. Awalnya bisnis ini di monopolikan PT. Pos Indonesia dengan pencabutan aturan ini maka membuka peluang untuk JNE.
Sekarang didukung lebih dari 1000 karyawan dan tidak kurang dari 1500 gerai yang tersebar luas di Indonesia. Kehebatan JNE sudah dibuktikan dengan meraih berbagai bentuk penghargaan serta sertifikat ISO 9001:2000 atas jasa yang sudah diberikan. Untuk JNE layanan terbaik adalah harga mati. Sangat wajar apabila JNE mempunyai SDM yang sangat handal. Bahkan departemen HRD mempunyai empat divisi yaitu intelektual (berhubungan dengan pekerjaan), training (bertugas untuk kegiatan outbound dan memberikan training), spiritual (mengatur kegiatan keagamaan), dan fisikal (berhubungan dengan aktivitas kebugaran badan karyawan).
Branch Manager JNE Solo, Bambang Widiatmoko, mengatakan persaingan bebas industri jasa logistik akan dimulai lebih awal pada 2013. Perusahaan jasa logistik dari negara ASEAN akan bebas memasuki Indonesia. Mau tak mau, perusahaan jasa pengiriman dalam negeri juga harus berbenah. “Saat masuk ke Indonesia investor pasti akan melihat perusahaan jasa pengiriman yang memimpin, sebagai kompetitor kami harus mampu bersaing. Konsumen selalu ingin tahu posisi barang yang dikirim berada di mana, dulu memang tidak bisa dilihat, namun sekarang sudah memaksimalkan customer service, website dan telepon masalah itu dapat diatasi,” kata dia. Menurut Bambang, saat ini perusahaan jasa pengiriman berlomba perang tarif  agar mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya. Namun, pelayanan terhadap konsumen secara excellent service.
Peluang usaha jasa pengiriman barang masih cukup menjanjikan. Jika digarap serius usaha bidang logistic itu akan berkembang 15%-20% pertahun.
JNE menawarkan paket kemitraan sebesar Rp. 3,5 juta yang akan dikembalikan kepada mitra berupa perlengkapan usaha, promosi dan perizinan. Selain itu, mitra juga di kenakan uang jaminan ke agen sebesar Rp. 5 juta, uang ini akan dikembalikan ke mitra apabila masa kontral kerjasama berakhhir atau diakhiri oleh salah satu pihak.
Untuk omzet kemitraan, JNE mematok berdasarkan target penjualan mitra. Untuk target penjualan Rp 5 juta perbulan, mitra akan mendapatkan komisi sebesar 22%.  Sedangkan untuk penjualan di atas Rp 5 juta sampai dengan Rp 10 juta, mitra akan mendapatka komisi 25% dan bagi mitra yang dapat mencapai target penjualan sebesar Rp 10 juta lebih, maka akan mendapatkan komisi 27%.
              http://uwiiii.wordpress.com/2009/11/14/kasus-enron-dan-kap-arthur-andersen/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar